Tak Setuju Harga BBM Subsidi Naik, Ini Saran DPR untuk Pak Jokowi

Ilustrasi BBM. (Antara)

Editor: Dera - Rabu, 17 Agustus 2022 | 18:15 WIB

Sariagri - Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo mengatakan pemerintah harus lebih ketat mengawasi distribusi barang subsidi, mengingat anggaran subsidi energi sudah menembus Rp502 triliun. 

"Memang anggaran subsidi kita sangat besar, yaitu Rp502 triliun. Namun bukan tidak mungkin anggaran ini kembali membesar apabila pemerintah tidak dapat mengawasi pendistribusiannya. Di sinilah urgen bagi pemerintah untuk fokus pada revisi Perpres BBM, agar subsidi jatuh kepada masyarakat yang berhak," ujar Sartono dalam keterangan tertulisnya.

Politisi Partai Demokrat itu juga menambahkan, saat ini masyarakat sudah merasakan lonjakan harga pangan dan energi yang sangat tinggi. Di sisi lain, ekonomi masyarakat juga baru saja membaik setelah pandemi COVID-19.

Pemerintah Diminta Fokus Revisi Perpres BBM 

"Kenaikan LPG dan BBM non subsidi juga semakin membuat tekanan ekonomi bagi masyarakat. Sudah seharusnya Pemerintah tidak menaikan harga BBM subsidi dan fokus merevisi Perpres No.191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Eceran BBM, sehingga subsidi yang dikeluarkan menjadi tepat sasaran," tandas Sartono.

Baca Juga: Tak Setuju Harga BBM Subsidi Naik, Ini Saran DPR untuk Pak Jokowi
Sinyal Kenaikan Harga BBM Makin Kuat, Ini Reaksi Ketua DPR

Legislator Dapil Jatim VII itu mengatakan, pemerintah harus mengatur skala prioritas dalam melaksanakan proyek pembangunan. Menurut Sartono, pemerintah sebaiknya menunda sejumlah proyek yang menggunakan anggaran besar dan mengalokasikan anggaran tersebut untuk subsidi maupun program yang dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat.

"Konflik Rusia-Ukraina membuat harga minyak dan gas bumi semakin melambung. Harga minyak yang tinggi ini membuat inflasi juga melonjak. Indonesia memang negara penghasil migas, namun lapangan migas kita sudah sangat tua, dan memiliki penurunan tingkat produksi yang besar. Oleh karena itu, transisi energi dengan menggunakan energi terbarukan menjadi solusi yang tepat, agar Indonesia tidak bergantung dengan energi fosil," tutup Sartono, seperti dilansir dari dpr.go.id.