EBT Tak Hanya Kejar Transisi, Kesejahteraan Rakyat Mesti Juga Meningkat

Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. PLN NTB mengungkapkan potensi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di NTB tercatat sebesar 102.74 MW dengan berbagai macam sumber EBT yaitu air, angin, tenaga surya, biomassa, dan arus laut. (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Editor: Yoyok - Senin, 29 Agustus 2022 | 17:30 WIB

Sariagri - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan optimalisasi inovasi dalam ekosistem pemanfaatan energi bersih harus dilakukan tidak hanya untuk mengejar transisi energi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif.

"Kami mendorong kombinasi, listrik masuk dan kegiatan ekonominya juga masuk. Dulu pernah ada program Desa Mandiri Energi, sekarang dalam beberapa lokasi juga kami dorong seperti itu," ujar Dadan dalam seminar Patriot Energi 2022 di Jakarta, Senin (29/8/2022).

Dadan mengatakan pengembangan energi bersih berbasis masyarakat yang mendukung ekonomi lokal dapat berupa setrum hijau untuk perikanan, setrum hijau untuk pertanian, PLTS atap untuk fasilitas lemari pendingin, hingga proyek percontohan perahu listrik dan stasiun pengisian baterai perahu listrik bertenaga surya.

Dengan adanya energi baru terbarukan yang mendukung ekonomi lokal, program itu mampu memberikan pekerjaan yang layak dan perlindungan pekerja karena transisi menuju energi bersih dapat mengurangi hambatan dan menawarkan kesempatan kerja bagi masyarakat dengan mengoptimalkan kapasitas mereka.

Selain itu setrum hijau juga dapat meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi karena inovasi dan pengembangan energi membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sosial sekaligus mengentaskan kemiskinan energi.

Kemudian, pengembangan energi baru terbarukan berbasis masyarakat juga dapat menjamin kesetaraan, inklusi sosial, dan keadilan karena pengembangan energi memajukan inklusivitas masyarakat dengan menekankan bahwa tidak seorangpun akan tertinggal.

Energi bersih dan inovasi juga mendorong kerja sama dan kolaboratif masyarakat dalam banyak aspek, termasuk pengambil keputusan, memberikan kepercayaan, dan sebagainya.

Dadan mengungkapkan salah satu proyek pengembangan energi baru terbarukan berbasis masyarakat yang mendukung ekonomi lokal terletak di Desa Tepal, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pada 2009 lalu, Kementerian ESDM bersama Kementerian Koperasi dan UKM telah membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro berkapasitas masing-masing 25 kilowatt dan 40 kilowatt.

Semua pembangkit listrik itu beroperasi selama 24 jam setiap hari dan menyediakan listrik untuk 339 rumah, lima fasilitas umum, 20 kios, dan tujuh bengkel produktif, termasuk mesin pengolahan kopi.

Baca Juga: EBT Tak Hanya Kejar Transisi, Kesejahteraan Rakyat Mesti Juga Meningkat
Harga Minyak Anjlok, Efek Bank Sentral Global Kendalikan Inflasi

Setrum hijau yang dihasilkan dari air memungkinkan petani untuk mengolah biji kopi, mengemas produk olahan, dan menghasilkan penjualan produk kopi dengan harga 900 persen lebih tinggi.

"Mikro hidro, saya kira ini termasuk salah satu opsi yang menarik karena listriknya bisa menjadi beban dasar, 24 jam hidup, banyak aktivitas-aktivitas yang bisa diciptakan dari kegiatan tersebut," kata Dadan.