Putin Umumkan Mobilisasi Militer Parsial, Siap-siap Harga Minyak Melonjak

Ilustrasi - Ladang minyak BP Eastern Trough Area Project (ETAP) di Laut Utara, sekitar 100 mill dari Aberdeen Skotlandia. (Antara/Reuters/Andy Buchanan/am).

Editor: Yoyok - Rabu, 21 September 2022 | 17:30 WIB

Sariagri - Harga minyak melonjak setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial, meningkatkan perang di Ukraina, dan mendorong kekhawatiran pasokan minyak dan gas yang lebih ketat.

Bloomberg pada pukul 16.00 WIB mencatat harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melesat 1,66 dolar AS atau 1,83 persen menjadi 92,28 dolar AS per barel pada pukul 16.00 WIB setelah jatuh 1,38 dolar AS pada hari sebelumnya.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung 1,59 dolar AS atau 1,89 persen menjadi 85,53 dolar AS per barel.

Putin menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial mulai Rabu, menegaskan dia membela wilayah Rusia dan bahwa Barat ingin menghancurkan negara itu.

“Eskalasi tersebut akan menyebabkan meningkatnya ketidakpastian atas pasokan energi Rusia,” kata Warren Patterson, Kepala Riset Komoditas di ING.

"Langkah itu mungkin dapat mengarah pada seruan untuk tindakan yang lebih agresif terhadap Rusia dalam hal sanksi dari barat," paparnya.

Minyak melonjak dan menyentuh level tertinggi multi-tahun pada Maret setelah perang Ukraina pecah.

Sanksi Uni Eropa yang melarang impor minyak mentah Rusia melalui laut akan mulai berlaku pada 5 Desember.

"Ini sepertinya reaksi spontan terhadap berita itu dan akan bertanggung jawab untuk kalibrasi ulang lebih lanjut dalam beberapa jam mendatang," kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapura.

Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan tidak lagi mengharapkan terobosan untuk mengaktifkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 di Majelis Umum PBB minggu ini, mengurangi prospek kembalinya barel Iran ke pasar internasional.

Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya rekanan termasuk Rusia, kelompok yang disebut OPEC Plus - sekarang mencatat kekurangan 3,58 juta barel per hari dari target produksinya, atau sekitar 3,5 persen dari permintaan global. Kekurangan tersebut menyoroti ketatnya pasokan di pasar.

Pekan ini, investor bersiap untuk kenaikan suku bunga agresif lainnya dari Federal Reserve yang dikhawatirkan dapat menyebabkan resesi dan jatuhnya permintaan bahan bakar.

The Fed secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut, Rabu, dalam upaya untuk mengendalikan inflasi.

Baca Juga: Putin Umumkan Mobilisasi Militer Parsial, Siap-siap Harga Minyak Melonjak
Peralihan Gas ke Minyak Meningkat Jelang Musim Dingin, Harga Minyak Naik

Sementara itu, stok minyak mentah dan bahan bakar AS melesat sekitar 1 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 16 September, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute, Selasa.

Persediaan minyak mentah AS diperkirakan meningkat minggu lalu sekitar 2,2 juta barel dalam sepekan hingga 16 September, menurut jajak pendapat Reuters.