Eropa Terancam Kedinginan Imbas Krisis Energi

Penulis: Rashif Usman, Editor: Reza P - Senin, 3 Oktober 2022 | 12:15 WIB
Sariagri - Jelang musim dingin mendatang, Uni Eropa dilanda kekhawatiran dengan krisis energi yang menghantam benua biru tersebut. Hal itu diucapkan oleh Komisaris UE untuk Energi Kadri Simson setelah melakukan pertemuan dengan para menteri energi Uni Eropa.
"Para menteri khawatir, seperti saya, bahwa ini tidak akan menjadi musim dingin yang mudah bagi kami, dan musim dingin berikutnya akan lebih sulit lagi," ujarnya, dikutip dari RT.
Dalam pertemuan itu dibahas cara mengatasi harga gas yang meroket di Eropa dan untuk mengembangkan paket tindakan darurat yang bertujuan membantu rumah tangga dan bisnis Eropa di tengah krisis. Langkah-langkah yang disepakati termasuk membatasi pendapatan perusahaan energi dan mendistribusikan kelebihan keuntungan kembali ke konsumen.
Dalam rencana tersebut mengatur penghematan energi, di mana para anggota Uni Eropa harus memotong permintaan energi selama jam sibuk sebesar 5 persen dan menyarankan pengurangan 10 persen dalam penggunaan listrik secara keseluruhan.
Akan tetapi, para menteri yang hadir tidak menyepakati batas harga gas alam grosir, yang yang merupakan salah satu tuntutan utama yang dikeluarkan kepada Komisi Eropa oleh sekelompok 15 negara anggota UE menjelang pertemuan.
Pada sebuah surat bersama, para anggota yang hadir tersebut berpendapat bahwa pembatasan harga adalah satu-satunya ukuran yang dapat membantu blok tersebut mengurangi tekanan inflasi, mengelola ekspektasi, dan menyediakan kerangka kerja jika terjadi potensi gangguan pasokan.
Baca Juga: Eropa Terancam Kedinginan Imbas Krisis EnergiBalas Pernyataan Moeldoko, Mahasiswa: BBM Salah Sasaran Salah Pemerintah
Disis lain, Komisi Eropa belum sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan pembatasan harga gas alam dan Komisi telah memperingatkan bahwa langkah seperti itu akan melemahkan kemampuan blok tersebut untuk mengamankan pasokan gas di pasar global.
Diketahui, pengiriman gas Rusia ke Eropa telah turun sebesar 48 persen pada tahun ini. Gazporm melaporkan, inflasi di zona Euro sejak itu mencapai dua digit, yakni 10% untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini. Dikhawatirkan situasinya akan makin memburuk setelah jaringan pipa Nord Stream Rusia mengalami kerusakan dalam dugaan tindakan sabotase awal pekan ini.