Harga Minyak Terus Begerak Naik Menyusul Kesepakatan OPEC Perketat Pasokan

Ilustrasi kilang minyak. (pixabay)

Editor: Yoyok - Jumat, 7 Oktober 2022 | 08:00 WIB

Sariagri - Harga minyak melonjak sekitar 1 persen, Kamis (6/10) atau Jumat (7/10) pagi WIB, bertahan di level tertinggi tiga pekan setelah OPEC Plus setuju untuk memperketat pasokan global dengan kesepakatan untuk memangkas target output 2 juta barel per hari, pemotongan terbesar produsen itu sejak 2020.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 1,05 dolar AS atau 1,1 persen menjadi 94,42 dolar AS per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menetap di posisi 88,45 dolar AS per barel, naik 69 sen dolar AS atau 0,8 persen setelah ditutup melambung 1,4 persen pada sesi Rabu.

Perjanjian antara Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutu termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, muncul menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat, sehingga berpotensi mendongkrak inflasi.

"Kami meyakini dampak harga dari langkah-langkah yang diumumkan itu akan signifikan," kata Jorge Leon, Vice President Rystad Energy. 

"Pada Desember tahun ini, Brent akan mencapai lebih dari 100 dolar AS, naik dari prediksi kami sebelumnya sebesar 89 dolar AS."

Menyusul keputusan OPEC Plus tersebut, Goldman Sachs menaikkan perkiraan Brent 2022 menjadi 104 dolar AS per barel dari 99 dolar AS, dan ekspektasi 2023-nya menjadi 110 dolar AS dari 108 dolar AS.

Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman, mengatakan pengurangan pasokan itu sebenarnya akan menjadi sekitar 1 juta hingga 1,1 juta barel per hari. Bagian Arab Saudi dari pemotongan itu sekitar 500.000 barel per hari.

Menteri Perminyakan Irak, Ihsan Abdul Jabbar, mengatakan kepada kantor berita Kuwait (KUNA) bahwa langkah OPEC Plus itu terjadi sebagai akibat dari surplus produksi.

Beberapa anggota OPEC Plus berjuang untuk berproduksi pada tingkat kuota karena minimnya investasi dan sederet sanksi.

"Mungkin Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Kazakhstan dapat memangkas produksi ke kuota baru, tetapi saya ragu anggota lain akan melakukannya," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.

Pemotongan output itu terjadi karena Federal Reserve dan bank sentral lainnya menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi. Harga minyak yang lebih tinggi kemungkinan akan memangkas permintaan, yang dapat membatasi kenaikan harga, kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.

Baca Juga: Harga Minyak Terus Begerak Naik Menyusul Kesepakatan OPEC Perketat Pasokan
Waduh, OPEC Pangkas Produksi 2 Juta Barel, Harga Minyak Melambung

"Itulah yang mengurangi cara lainnya dan mengapa harga stabil untuk WTI hanya di bawah 90 dolar AS," kata Kilduff.

Presiden AS Joe Biden menyatakan kekecewaannya atas rencana OPEC Plus tersebut dan mengatakan Amerika Serikat sedang mencari cara untuk menjaga harga agar tidak naik.

"Ada banyak alternatif. Kami belum memutuskan," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan Biden akan terus menelaah apakah akan melepaskan lebih banyak pasokan dari Strategic Petroleum Reserve dan akan berkonsultasi dengan Kongres tentang cara lain untuk mengurangi kendali pasar OPEC dan sekutunya.