A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/opt/alt/php80/var/lib/php/session/ci_sessiongirjberflb78qare8hjq03u2bt14smh1): Failed to open stream: Permission denied

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 176

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 13
Function: __construct

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /opt/alt/php80/var/lib/php/session)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 13
Function: __construct

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

Aktivitas Ekonomi China Melambat, Harga Minyak Mentah Merosot

Aktivitas Ekonomi China Melambat, Harga Minyak Mentah Merosot

Ilustrasi - Kilang minyak bumi. (Piqsels)

Editor: Yoyok - Senin, 31 Oktober 2022 | 17:15 WIB

Sariagri - Harga minyak merosot lebih dari 1 dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (31/10/2022) menyusul data aktivitas pabrik China yang lebih lemah dari perkiraan dan di tengah kekhawatiran pelebaran pembatasan Covid-19 akan menekan permintaan.

Intercontinental Exchange (ICE) London pada 15.20 WIB mencatat harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menyusut 1,22 dolar AS atau 1,27 persen menjadi 94,55 dolar AS per barel, setelah tergelincir 1,2 persen pada penutupan akhir pekan lalu.

Sementara New York Mercantile Exchange (Nymex) melaporkan harga patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 1,13 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 86,77 dolar AS per barel.

Namun, Brent dan WTI berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan pertama sejak Mei, masing-masing melambung 7,7 persen dan 9,3 persen, sejauh ini.

"Data purchasing managers' index (PMI) berkontraksi menambah kesedihan pasca pertemuan kongres China bagi pasar minyak. Tidak sulit untuk menarik garis lurus dari PMI yang lebih lemah ke kebijakan nol Covid China. Selama nol-Covid tetap bertahan, itu akan terus menghambat kenaikan minyak," kata Stephen Innes, Managing Partner SPI Asset Management.

Menurut survei, aktivitas pabrik di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, turun secara tak terduga pada Oktober, terbebani melemahnya permintaan global dan pembatasan ketat Covid-19 yang memukul produksi.

Sejumlah kota di China menggandakan kebijakan nol-Covid pemerintah saat wabah meluas, mengurangi harapan sebelumnya untuk rebound permintaan.

Pembatasan ketat Covid-19 di China menghambat aktivitas ekonomi dan bisnis, membatasi permintaan minyak. Impor minyak mentah China untuk tiga kuartal pertama tahun ini anjlok 4,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya - penurunan tahunan pertama untuk periode ini setidaknya sejak 2014 - karena pembatasan ketat Covid-19 di Beijing memukul konsumsi bahan bakar dengan keras.

Analis CMC Markets, Leon Li mengungkapkan risiko lebih lanjut terhadap permintaan minyak datang dari Eropa, ketika benua itu kemungkinan akan memasuki resesi musim dingin ini.

Menurut survei S&P Global, zona euro memasuki resesi dengan aktivitas bisnis Oktober mengalami kontraksi tercepat dalam hampir dua tahun, karena kenaikan biaya hidup membuat konsumen berhati-hati dan melemahkan permintaan.

Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa juga mendukung rencana untuk terus menaikkan suku bunga, bahkan jika itu mendorong blok tersebut ke dalam resesi dan memicu gejolak politik.

Sementara itu, beberapa produsen minyak terbesar Amerika, Jumat, mengisyaratkan bahwa peningkatan produktivitas dan volume di ladang shale oil terbesar negara itu, Permian Basin, melambat.

Baca Juga: Aktivitas Ekonomi China Melambat, Harga Minyak Mentah Merosot
Harga Minyak Naik, Imbas Rekor Ekspor AS dan Kekhawatiran Resesi Mereda

Peringatan itu datang tepat ketika ekspor minyak Amerika meroket ke rekor minggu lalu, sebagian mendorong harga WTI melejit 3,4 persen. Brent melesat 2,4 persen pekan lalu, mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Menurut sumber OPEC, prospek yang akan dirilis hari ini, Organisasi Negara Eksportir Minyak diperkirakan tetap berpegang pada pandangan permintaan minyak yang meningkat untuk satu dekade lagi, meski terjadi lonjakan dalam penggunaan energi terbarukan dan mobil listrik.