Inovatif! Pelajar Ini Sulap Limbah Kulit Jeruk dan Styrofoam Jadi BBM

Limbah styrofoam dan kulit jeruk di tangan sekelompok pelajar Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, disulap jadi BBM. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 4 November 2022 | 18:00 WIB

Limbah styrofoam dan kulit jeruk di tangan sekelompok pelajar Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, disulap menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif.

Inovasi ini tercipta dari awal mula sekolah memberikan tugas karya ilmiah yang diberikan pada sejumlah kelompok siswa.

“Sebetulnya, terobosan ilmiah ini, berawal dari tugas karya penelitian yang diberikan pada kami. Yakni gagasan apa yang bisa dibuat sebagai energi alternatif dari bahan mudah didapat dilingkungan sekitar. Akhirnya tercetus BBM dari bahan Styrofoam dan kulit jeruk ini,” beber Indana Milati Salma, salah seorang anggota tim peneliti kepada Sariagri, Jumat (4/11/2022).

Alasan dipilihnya limbah styrofoam dan kulit jeruk sebagai dasar penelitian ilmiah, imbuh Indana, karena kedua bahan tersebut, mudah di dapatkan di lingkungan sekolah. Terutama limbah styrofoam yang banyak ditemukan di tempat sampah dan berpotensi mencemari lingkungan karena sulit diurai tanah.

“Kita tahu, di kantin sekolah, penjaja makanan mengemas dagangan dengan wadah Styrofoam, jadi banyak sekali kita jumpai di tempat sampah. Demikian pula dengan kulit jeruk, setiap hari ditemukan di pedagang buang,” tuturnya beralasan.

Dalam proses pembuatannya, lanjut Indana, terbilang cukup mudah melalui metode penyulingan. Peralatan yang digunakan juga sangat sederhana,  yakni memanfaatkan kaleng kue, botol bekas, selang plastik, air, es batu, kompor dan gas tabung elpiji.

Setelah semua bahan dan alat terkumpul, dilakukan proses distilasi. limbah styrofoam dan kulit jeruk yang telah dipotong kecil-kecil, dimasukkan ke dalam kaleng hingga penuh dan ditutup rapat.

Kemudian dipanaskan diatas api hingga menguap.Uap tersebut lalu didinginkan kembali dalam bentuk cairan. zat cair minyak inilah yang disebut BBM alternatif dan kemudian bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.

“Caranya dengan destilasi sederhana ini lebih aman dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan residu dan tidak menimbulkan asap atau polusi, “ kata Indana.

Penjelasan tersebut, dipertegas oleh Fitra Reza Fadilah, anggota tim peneliti pria. Menurutnya styrofoam mengandung bahan dasar yang terdapat pada bahan bakar yaitu benzena dan styrene. Dari kandungan senyawa tersebut awalnya penelitian ini dilakukan hingga akhirnya mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan.

“Kami meneliti dari beberapa jurnal ilmiah, styrofoam memiliki kandungan styrene dan benzena. Kedua senyawa ini diketahui sebagai anatomic dasar dari bahan bakar. Sedangkan kulit jeruk diketahui mengandung minyak atsiri,” terangnya.

Fitra menambahkan pada minyak atsiri, diketahui terdapat senyawa limonene. Senyawa ini merupakan bagian dari zat kimia hidrolisis siklik yang termasuk dalam unsur terpena.

“Zat kandungan ini mempercepat atau sebagai katalis senyawa yang ada di styrofoam menjadi styrene dan benzene. Hasil akhirnya didapatkan zat cair yakni B2E AL yang merupakan bahan bakar ramah lingkungan,” jelasnya.

Inovasi karya penelitian ini, berhasil menyingkirkan puluhan peserta lain dari banyak Negara. Tim beranggota lima pelajar kelas 12 ini berhasil meraih medali perak di ajang Indonesia International Invention Expo (IIEX) 2022 di Semarang pada 14 oktober 2022 lalu.

“BBM alternatif tersebut bisa langsung dipakai untuk bermacam keperluan, baik industri maupun rumah tangga,” tandasnya sambil memperagakan zat cair hasil penyulingan menyala saat disulut korek api.