Arab Saudi Diajak Investasi di Bidang Petrokimia, Kilang, Hingga EBT

Ilustrasi energi baru terbarukan. (Antara)

Editor: Yoyok - Selasa, 8 November 2022 | 13:15 WIB

Sariagri - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan telah membahas dengan Arab Saudi terkait peluang investasi di bidang petrokimia, kilang minyak, hingga pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) 

Pembahasan itu dilakukan saat melakukan pertemuan secara virtual dengan Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, Jumat (4/11/2022). 

Pertemuan itu dilakukan untuk menjaga hubungan baik bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi, khususnya di bidang energi. Dalam pertemuan daring itu, Arifin menekankan hubungan persaudaraan antara Indonesia dengan Arab Saudi menjadi hal yang krusial bagi kedua negara. 

"Kerajaan Arab Saudi dalam bidang energi telah menjadi mitra utama kerja sama Indonesia, Saudi menjadi pemasok minyak mentah dan produk olahannya ke Indonesia," kata Arifin seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (8/11/2022). 

Lebih lanjut, keduanya juga membahas tentang peningkatan kerja sama antara kedua negara di bidang energi lainnya, seperti peluang investasi petrokimia, kilang minyak, pembangkit listrik yang berasal dari energi baru dan terbarukan di Indonesia. 

Sementara itu, Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman menyampaikan bahwa negaranya membuka peluang kerja sama dan kolaborasi seluas-luasnya untuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesadaran Circular Carbon Economy (CCE). 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan minat mereka untuk mengembangkan industri petrokimia di kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara). 

Saat ini, porsi investasi China di kawasan industri hijau tersebut masih mendominasi jika dibandingkan dengan negara mitra lain. 

Baca Juga: Arab Saudi Diajak Investasi di Bidang Petrokimia, Kilang, Hingga EBT
Baru Diresmikan Presiden, Inilah 5 Fakta Menarik Energi Terbarukan DME

“Tiongkok masih besar, tapi sekarang Saudi juga minta masuk untuk di petrochemical. Tapi tahap pertama US$11 miliar pihak Tiongkok tidak bisa lagi karena sudah jalan,” kata Luhut, akhir bulan lalu.

Pada tahap kedua pengembangan, Luhut mengatakan, Arab Saudi dan UEA akan masuk untuk ikut mengembangkan potensi energi baru terbarukan (EBT) di kawasan industri hijau tersebut. Kawasan industri dengan kebutuhan investasi sebesar US$132 miliar atau setara dengan Rp1.848 triliun itu juga akan membangun infrastruktur panel surya dan pembangkit hydro dengan daya masing-masing 10 gigawatt (GW).