Cegah Kelangkaan, Vietnam Sesuaikan Harga BBM Setiap 5 Hari

Ilustrasi BBM. (Foto: Pixabay)

Editor: Dera - Jumat, 18 November 2022 | 12:30 WIB

Sariagri - Vietnam tengah mempertimbangkan mekanisme penyesuaian harga bahan bakar setiap lima hari. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi sejumlah masalah yang mengakibatkan kekurangan bahan bakar secara sporadis di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir. 

Mengutip Xinhua, mekanisme ini akan membantu memecahkan perbedaan antara harga bahan bakar di pasar domestik dan internasional. Selain itu, harga bahan bakar juga akan lebih sinkron dengan kegiatan perdagangan, menurut surat kabar lokal Vietnam News.

Tidak mungkin bagi pedagang untuk mempertahankan harga siklus 10 hari saat ini. Hal itu dikarenakan harga terus berfluktuasi hampir setiap hari di pasar internasional, kata ekonom Vietnam Vu Vinh Phu.

“Kita harus mulai melakukan transisi ke mekanisme yang sepenuhnya digerakkan oleh pasar, di mana harga dapat disesuaikan setiap lima hari atau bahkan setiap hari. Ini demi kepentingan semua pemangku kepentingan termasuk pedagang, pengecer, dan konsumen,” katanya.

Siklus harga yang lebih pendek paling lama tiga sampai lima hari hanyalah menjadi langkah pertama dalam membawa harga bahan bakar domestik ke tingkat yang sama dengan pasar internasional. Mekanisme itu juga akan menghilangkan kebiasaan beberapa pedagang untuk menimbun bahan bakar dan menunggu harga yang lebih tinggi.

Kekurangan bahan bakar baru-baru ini di kota-kota besar di Vietnam termasuk Kota Ho Chi Minh dan Hanoi menyebabkan sejumlah pom bensin ditutup atau penjualan terbatas.

Baca Juga: Cegah Kelangkaan, Vietnam Sesuaikan Harga BBM Setiap 5 Hari
Bantu Petani dan Nelayan Sri Lanka, Cina Sumbang 10,6 Juta Liter Solar

"Produk minyak bumi merupakan sumber energi yang sangat diperlukan bagi perekonomian. Oleh karena itu perusahaan perdagangan bahan bakar terkemuka harus menjaga pasokan agar tidak terganggu," kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.

Dien menyalahkan fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan kesulitan yang dihadapi oleh beberapa importir bahan bakar untuk mengakses kredit dari bank. Pedagang juga mengatakan margin keuntungan semakin rendah yang membuat banyak pom bensin tutup.