Harga Minyak Mentah Merosot, Terseret Penguatan Dolar AS

Ilustrasi - Kilang minyak bumi. (Piqsels)

Editor: Yoyok - Jumat, 3 Februari 2023 | 10:30 WIB

Sariagri - Harga minyak mentah merosot pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB karena permintaan melemah sedangkan dolar AS menguat yang membuat minyak mentah lebih mahal untuk pembeli non-Amerika. 

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 0,7 persen menjadi 75,88 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. 

Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 0,8 persen menjadi 82,17 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. 

Data Departemen Perdagangan AS mencatat pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS naik pada Desember sedangkan pesanan untuk peralatan industri dan mesin lainnya turun. 

"Hal itu menyoroti lebih banyak perlambatan ekonomi, terutama di sisi industri, yang berdampak negatif bagi minyak bumi," kata John Kilduff, partner di Again Capital, Kamis (3/2/2023). 

Di sisi lain, Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates menyatakan rebound dalam indeks dolar ikut memengaruhi harga minyak. Sebab, greenback yang lebih kuat membuat minyak yang diperdagangkan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. 

Sebagai informasi, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2), tetapi terus menjanjikan peningkatan berkelanjutan dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempurannya melawan inflasi. 

"Inflasi agak mereda tetapi tetap tinggi," kata Bank Sentral AS dalam sebuah pernyataan. Pernyataan the Fed menandai pengakuan eksplisit atas kemajuan yang dibuat dalam menurunkan laju kenaikan harga dari level tertinggi 40 tahun yang dicapai tahun lalu. 

Sementara inflasi tampaknya telah melambat di negara-negara ekonomi utama, respons bank-bank sentral dan kecepatan pembukaan kembali dari penguncian Covid-19 tidak pasti. 

"Investor menjadi kurang percaya diri dengan kekuatan prospek, sesuatu yang dapat kita lihat berubah berulang kali pada kuartal pertama ini karena kurangnya visibilitas suku bunga dan transisi Covid China," kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda. 

Membantu menjaga minyak agar tidak bergerak lebih rendah adalah larangan Uni Eropa terhadap produk olahan Rusia yang akan mulai berlaku pada 5 Februari, berpotensi memberikan pukulan bagi pasokan global. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Merosot, Terseret Penguatan Dolar AS
Harga Minyak Mentah Melonjak, Imbas Dolar AS Melemah

Negara-negara Uni Eropa akan mencari kesepakatan pada Jumat atas proposal Komisi Eropa untuk menetapkan batas harga produk minyak Rusia setelah menunda keputusan pada Rabu (1/2), karena perpecahan di antara negara-negara anggota, kata para diplomat. 

Komisi Eropa minggu lalu mengusulkan bahwa mulai 5 Februari, Uni Eropa menerapkan batas harga 100 dolar AS per barel untuk produk minyak premium Rusia seperti solar, dan batas 45 dolar AS per barel untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.