Berita energi - Dengan meningkatkan performanya, maka masa penggunaan baterai akan semakin panjang.
SariAgri - Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta menyumbangkan 130 ribu limbah baterai jenis Zinc-Carbon setiap harinya.
Belum lagi dari kota-kota besar lainnya. Berangkat dari temuan data tersebut, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menggagas inovasi yang dapat meningkatkan performa baterai komersial jenis Zinc-Carbon untuk meminimalisasi jumlah limbah.
Inovasi ini tercipta dari tangan kelima mahasiswa Strata-1 Teknik Kimia ITS angkatan 2018, yakni Andre Novent Chenady, Adinata Setiawan, Alvin Febrianto, Merlin Liyanti, dan Michelle Veronika Mutiara A.
Tergabung dalam satu tim, mereka menggagas inovasi baru dalam peningkatan performa baterai Zinc-Carbon dengan menambahkan nikel melalui metode electrospray.
Ketua tim peneliti, Andre mengatakan electrospray adalah salah satu metode coating atau pelapisan yang bisa menghasilkan partikel berukuran nano. Dari sekian banyak metode coating, tim ini memilih metode electrospray.
“Hal ini karena keuntungan metode electrospray yang bisa menambahkan lebih sedikit partikel nikel,” kata Andre.
Selain itu, lanjut Andre, metode electrospray juga membuat luas permukaan nikel pada batang karbon baterai menjadi lebih luas, sehingga biaya yang dibutuhkan juga lebih hemat.
Di samping itu, pelapisan dengan electrospray pun membuat nikel pada batang karbon baterai terlapis sempurna dengan porositas yang rendah.
Dipaparkan Andre, coating dengan metode electrospray dilakukan dengan menghubungkan batang karbon dan jarum metalik dari suntikan yang berisi larutan nikel dengan suplai energi listrik. Listrik tegangan tinggi dari suplai energi diatur agar partikel nikel membentuk Taylor cone.
“Setelah kondisi yang diinginkan tercapai, partikel-partikel nikel akan terpancar dan menyelimuti batang karbon,” terangnya.
Menurut Andre, pelapisan nikel pada baterai Zinc-Carbon dapat meningkatkan performa baterai hingga 130 persen. Dengan meningkatkan performanya, maka masa penggunaan baterai akan semakin panjang. Hal tersebut membuat masyarakat tidak perlu sering-sering mengganti baterai sehingga limbah baterai menjadi berkurang.
Inovasi ini dihasilkan melalui penemuan ide dan riset yang berlangsung selama satu bulan. Andre mengaku inovasi yang mereka gagas ini masih baru dan belum pernah ada sebelumnya.
“Jadi, bisa dibilang kami yang mulai menggagas ide ini untuk kali pertama,” klaimnya.
Kerja keras tim yang dibimbing Dr Kusdianto, ini berhasil meraih medali emas dalam ajang kompetisi internasional ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 sekaligus mendapatkan IYSA Special Award.