Salut! Santri Ini Sukses Temukan EBT dari Limbah Pertanian

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 21 Mei 2021 | 20:10 WIB
SariAgri - Santri kerap dianggap hanya belajar soal agama dan kitab kuning. Namun, seiring perkembangan zaman, mereka sudah merambah ‘dunia lain’ yang tidak berhubungan dengan kitab gundulan tersebut.
Ternyata, santri juga sudah punya prestasi lain, seperti ditunjukkan oleh Tegar Ramadhani dan Syariful Umam. Keduanya merupakan santri Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember Jawa Timur.
Mereka berhasil mengukir prestasi yakni meraih medali emas dalam ajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021 pada awal April 2021. Siswa kelas XII SMA Nuris Jember itu, layak dibanggakan karena mewakili pelajar Indonesia dan mampu menaklukkan puluhan peserta dari manca negara seperti Turki, Afrika Selatan, Arab Saudi, Meksiko, Paraguay, dan Amerika Serikat.
Dalam ajang itu, Tegar dan Syariful menyuguhkan karya berjudul Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu, Batang Tembakau dan Pisang (Santana) melalui Konsep Tapal Kuda Super Power Menuju Indonesia Mandiri Energi.
Dengan bahasa Inggris yang cukup baik, keduanya mampu mempresentasikan hasil penelitiannya dan menjawab pertanyaan juri dengan baik, hingga akhirnya dipilih sebagai pemenang.
Intinya, karya tersebut adalah gagasan membuat energi terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan ampas tebu, batang tembakau, dan batang pisang. Menurut Tegar, batang tembakau mengandung selulosa yang cukup tinggi mencapai 44% dari keseluruhan bagian tanaman tembakau.
Sementara limbah batang pisang mengandung selulosa sebesar 63-64 persen, dan ampas tebu sebesar 35,01 persen. Apabila selulosa dari ketiga limbah itu dicampur dengan teknik tertentu, maka akan menghasilkan bioetanol dengan konsentrasi kandungan etanol yang lebih banyak, dan dapat menjadi solusi pengganti bahan bakar fosil.
“Kami berdua memberinya nama (produk itu) Santana,” ujar Tegar seperti dikutip dari laman NUOnline, Jumat (21/5/2021).
Tegar menambahkan, mencari energi terbarukan saat ini adalah satu keniscayaan. Pasalnya, sumber energi fosil semakin menipis di samping tak ramah lingkungan.
Mengutip data Kementerian ESDM 2019 bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia hanya berkisar 3,77 miliyar barel dan diperkirakan akan habis dalam 9 tahun ke depan. Pemerintah melakukan beberapa upaya seperti pemadaman bergilir dan kampanye hemat energi.
Sayangnya, solusi tersebut hanya bersifat sementara, sehingga perlu dipikirkan bersama untuk menemukan alternatif bahan bakar lain. “Ini cukup rawan karena cadangan minyak kita segera habis,” ujarnya.
Karena itu, tambah Tegar, pihaknya menawarkan gagasan terkait energi alternatif dari limbah pertanian, yaitu batang tembakau, ampas tebu, dan batang pisang. Kebetulan ketiga tanaman itu memang cukup banyak di wilayah tapal kuda.
Baca Juga: Salut! Santri Ini Sukses Temukan EBT dari Limbah PertanianPertamina Priorotaskan Proyek Transisi Energi Fosil ke EBT
Sehingga untuk mendapatkan limbahnya tidak susah. “Dengan kita memanfaatkan limbah ketiga tanaman itu, kita juga ikut menciptakan lingkungan yang sehat, dan juga kita mendapatkan manfaat lain, yaitu etanol sebagai bahan bakar minyak,” urainya.
Sekadar informasi, lomba yang diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society tersebut sedianya akan dihelat tahun lalu di Korea Selatan. Namun karena ada serangan virus Corona, akhirnya ditunda ke tahun 2021, dengan menunjuk Bandung sebagai tuan rumah.