Pupuk Kaltim Kaji Industri Oleokimia, Siap Garap Pengolahan CPO

Pupuk Kaltim akan melakukan pengembangan di industri yang menggunakan bahan baku terbarukan (renewable resource).

Penulis: Yoyok, Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 15 Juli 2021 | 17:00 WIB

SariAgri - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana untuk tidak hanya mengembangkan industri turunan gas bumi namun juga akan melakukan pengembangan di industri yang menggunakan bahan baku terbarukan (renewable resource), seperti pengembangan industri oleochemical dan turunannya yang merupakan produk lanjutan dari crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

“Langkah ini menjadi salah satu strategi pengembangan PKT guna turut memaksimalkan potensi sektor kelapa sawit dan memastikan proses peningkatan nilai tambah dari hilirisasi industri sawit bisa dilakukan sepenuhnya secara in-house di Indonesia,” kata Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi di Jakarta, Kamis (15/7).

Mengutip data Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki), bahwa ekspor minyak sawit mentah atau CPO mencapai 28,27 juta ton di 2020, sedangkan produk turunan oleokimia yang diekspor hasil produksi dalam negeri tercatat hanya 3,87 juta ton, sehingga dapat dilihat hilirisasi produk CPO dalam negeri masih menyimpan potensi lebih.

Guna memaksimalkan potensi tersebut, saat ini Pemerintah sedang bergerak untuk memperkuat hilirisasi industri sawit agar dapat tampil sebagai salah satu sektor andalan perekonomian Indonesia. Proses mulai dari bahan mentah CPO hingga produk oleokimia turunannya akan digencarkan untuk dilakukan di dalam negeri, baik untuk kebutuhan substitusi impor di ranah domestik maupun promosi ekspor. Upaya hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jalur hilirisasi yakni oleopangan, oleokimia dan biofuel. 

Rahmad mengaku optimitis untuk mengembangkan potensi industri oleokimia hilir di Kaltim, karena angka produksi CPO di Kaltim saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun. Akan tetapi, saat ini belum terdapat industri pengolahan lanjutan oleokimia di wilayah ini.

Menurutnya, dalam usaha untuk mengolah potensi industri oleokimia di Kaltim dan Indonesia pada umumnya, PKT tengah melakukan penyusunan kajian untuk membangun pabrik oleokimia yang akan menghasilkan produk turunan berupa fatty acid dengan potensi kapasitas produksi sebesar 100 ribu ton per tahun.

Baca Juga: Pupuk Kaltim Kaji Industri Oleokimia, Siap Garap Pengolahan CPO
Permudah Pendanaan Distributor Pupuk Nonsubsidi, Pupuk Kaltim Gandeng BRI

“Untuk sumber bahan baku, Pupuk Kaltim telah memiliki kebun kelapa sawit sendiri dengan luas sekitar 7.400 Hektar melalui anak usaha, yaitu PT Kalimantan Agro Nusantara yang merupakan perusahaan kolaborasi dengan PTPN XIII,” ungkap Rahmad.

Rencana pengembangan fatty acid tersebut menjadi tahap awal bagi Pupuk Kaltim untuk melakukan pengembangan produk turunan oleokimia lainnya berbasis fatty acid seperti fatty alcohol dan fatty amine pada tahap selanjutnya.