Tolak Proyek Bahan Bakar, Aktivis Merekatkan Diri di Lukisan Van Gogh

Editor: Putri - Jumat, 1 Juli 2022 | 15:30 WIB
Sariagri - Kelompok aktivis iklim Just Stop Oil menempelkan diri mereka dengan lem pada lukisan karya Vincent Van Gogh. Dua aktivis menargetkan lukisan 1889 dengan tema 'Peach Trees in Blossom.'
Mengutip Forbes, Jumat (1/7/2022), para aktivis merekatkan telapak tangan mereka ke bingkai lukisan, masih berusaha untuk menghindari kerusakan karya tersebut.
Kedua aktivis kemudian meminta pemerintah Inggris untuk mengakhiri proyek bahan bakar fosil. Kelompok itu juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan yang menargetkan museum seharusnya menggalang "lembaga seni untuk bergabung dengan mereka dalam perlawanan sipil."
Aksi tersebut memicu tanggapan yang keras dari pihak kepolisian. Beberapa petugas datang ke tempat kejadian untuk melepaskan tangan para aktivis dari bingkai lukisan dan membawa mereka masuk.
Protes itu terjadi sehari setelah kelompok itu melakukan aksi serupa di Galeri dan Museum Seni Kelvingrove di Glasgow. Para aktivis menargetkan lukisan abad ke-19 karya Horatio McCulloch, 'My Heart's in the Highlands', dengan merekatkan diri ke bingkainya.
Aktivis lain mengecat dinding museum dengan slogan 'Just Stop Oil'. Secara keseluruhan, lima aktivis akhirnya ditangkap karena aksi di Glasgow.
Bulan lalu, seorang pria yang melemparkan kue ke 'Mona Lisa' karya Leonardo da Vinci di Museum Louvre di Paris. Ia mengklaim bahwa dia melakukannya atas nama perubahan iklim saat keamanan membawanya keluar.
Baca Juga: Tolak Proyek Bahan Bakar, Aktivis Merekatkan Diri di Lukisan Van GoghInfrastruktur Energi Baru di Eropa Dikhawatirkan Perburuk Pemanasan Global
“Pikirkan planet ini! Ada orang yang menghancurkan planet ini. Pikirkan itu! Itu sebabnya saya melakukannya!" teriaknya dalam bahasa Prancis.
Pada 2019, pengunjuk rasa perubahan iklim yang tergabung dalam kelompok British Extinction Rebellion menempelkan diri ke kereta api, jembatan, dan bahkan pagar di luar rumah pemimpin Partai Buruh saat itu, Jeremy Corbyn.